Photobucket

Kamis, 09 Februari 2012

Pilih As Roda Belakang

JIP - As roda belakang merupakan salah satu bagian dari kendaraan yang acapkali dianggap rawan patah. Maka tak jarang jika kita temui banyak kendaraan terutama tunggangan kompetisi dibekali  dengan as roda belakang cadangan. As roda bagian belakang jadi bagian yang lumayan sering patah. Hal ini karena pada kondisi apapun distribusi berat kendaraan akan terdorong ke belakang saat kendaraan melaju. Terutama pada saat kendaraan dibebani oleh muatan.

Bukan berarti as roda depan tidak lantas jadi bagian yang aman (tak mudah patah .red). Tetapi persentase kemungkinan as roda belakang patah lebih banyak pada kendaraan rear drive dengan gerak gardan depan sebagai tambahan. Termasuk  pada kendaraan full time atau all time drive sekalipun. Biasanya pembagian gerak roda belakang cenderung mendapat porsi lebih besar dibanding roda depan.

Belanja as roda terutama bagian belakang pun menjadi pemandangan yang lazim ditemui. Banyak cara untuk mendapatkan peranti ini. Mulai dengan membeli dalam part orisinal  kondisi baru maupun produk aftermarket. Atau bisa juga mendapatkan dalam kondisi bekas. “Kondisi barang bekas kadang jadi pilihan yang cukup tepat. Barang yang dibeli pun dibandrol lebih murah dibandingkan dengan barang baru,” tutur Migrawan Cahyo seorang pemilik Taft Kebo lansiran tahun 1981.

“Kadang barang bekas terpaksa jadi satu-satunya pilihan yang harus diambil karena biasanya piranti barunya sudah sangat sulit diperoleh alias langka,” sambung Edi Purnama dari Megacitra sembari menunjukkan as roda Toyota Land Cruiser FJ40 lansiran tahun 60-an.
    Apa saja yang perlu diperhatikan ketika memilih as roda? Simak uraian di bawah ini.

Memilih As Roda:
1.    Kita harus paham betul dimensi as roda yang akan diganti. Sebaiknya bawa contoh as roda yang patah. Perhatikan jumlah spline yang dimiliki, karena belum tentu tipe kendaraan sama memiliki jumlah spline yang sama pula.

Sebagai contoh Land Cruiser FJ40 tua dan tahun muda. As roda FJ40 tahun tua memiliki jumlah spline yang lebih sedikit namun lebih kasar  dibandingkan dengan versi tahun mudanya.

2.    Perhatikan cara penyimpanan as roda. Pastikan as roda disimpan dalam kondisi berdiri oleh penjualnya, atau setidaknya disimpan tidak dihampar di atas permukaan tanah.

Penyimpanan as roda yang salah bisa bikin bengkok. As roda yang disimpan tidak dalam kondisi berdiri terlebih yang terhampar di atas permukaan tanah sangat peka dengan perubahan temperatur.

3.    Perhatikan dengan seksama bagian splinenya. Jangan pilih as roda dengan kondisi spline terpelintir.

Kondisi ini selain menandakan tingkat keausan juga sebagai tanda bahwa susunan material logam pada as roda tersebut berubah dan tinggal menunggu waktu saja untuk patah.

4.    Pastikan bahwa dudukan bearing dalam kondisi mulus dan tidak ada cacat pada bagian tersebut.

Bagian ini akan menjadi penyebab ketidaksempurnaan pemasangan bearing maupun penguncinya dan memberi kontribusi terhadap kebocoran sil as roda (oblak .red) karena tidak lagi presisi dengan chasing gardan .

Aftermarket
Walau kemungkinannya kecil, namun tak menutup kemungkinan akan menemukan as roda aftermarket seperti Superior Axle, Summer Brother atau merek lainnya.

Walau diklaim memiliki kemampuan yang lebih baik dari as roda OEM kendaraan, namun tetap perlu ketelitian. Lakukan langkah-langkah seperti memilih as roda orisinal.

Kendala Sama
As roda yang dipergunakan pada merek kendaraan apapun, memiliki benang merah permasalahan yang sama. Sehingga persoalan yang ditemui pun relatif sama. “Jarang sekali atau mungkin malah tidak pernah ada as roda bengkok karena digunakan. Biasanya patah karena terpuntir,” ungkap Endang Gunawan dari Sindang Jaya yang bermarkas di Bekasi.

 “Biasanya as roda bengkok justru saat berada di luar chasing gardan, penyebabnya karena cara penyimpanan yang salah,” imbuh F. Nadjib. AS dari D2 Depok.

Thanks to
Megacitra Motorsport /081.598.223.66
Sindang Jaya/081.586.399.360
D2 Motorsport/085.218.057.788

 Sumber : otomotifnet.com
Penulis : Suryo Sudjatmiko | Teks Editor : | Foto : Suryo Sudjatmiko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar